Kamis, 13 September 2012

KISAH CINTA SEJATI SEORANG SUAMI

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah Senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, Dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan Sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua Mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah Tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” . dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.” Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,mungkin bapak akan menikah….. .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya,dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”

Love your wife…..love your husband…..love your kids��with all of

Tidak Ada Pasangan Yang Sempurna

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia..."

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.

"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir...

"Maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya.

"Oh tidak, lanjutkan..." jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.

"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang..."

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis...

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Kisah Menyentuh Seorang Ibu Tua

Ini cerita dari Jepang kuno. Mudah2an bisa diambil hikmahnya...(cerita ini gw dapat dari Blog teman)

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.

Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Tentang Hidup - Kutipan dari Sebuah Majalah Remaja

Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai.
Bukan tentang berapa banyak orang yang menelponmu.
Dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu, atau yang belum kamu pacari.

Bukan tentang siapa yang telah kau cium.
Bukan tentang olahraga apa yang kau mainkan, atau pemuda atau gadis mana yang menyukaimu.
Bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat tinggalmu atau sekolahmu.

Bahkan juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang, baju, atau perguruan tinggi mana yang menerimamu atau tidak menerimamu.

Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau seorang diri.
Dan bukan tentang apakah kau diterima atau tidak diterima oleh lingkunganmu.
Hidup bukanlah tentang itu . . . .

Namun hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan kau sakiti.
Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri.
Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan kasih sayang.

Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli dan membina kepercayaan.
Tentang apa yang kau katakan dan kau maksudkan.
Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya.

Dan yang terpenting, hidup adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu, untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara lain.

Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu...

Minggu, 09 September 2012

WANITA MEMANG SUSAH DITEBAK !!



Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina.
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget..padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang

padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !

Renungan Cinta Sejati


Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?? Ketika kita menangis?? Ketika kita membayangkan?? Ketika kita berciuman?? Ini karena hal terindah di dunia tidak terlihat. Kita smua agak aneh, dan hidup sendiri juga aneh,, dan ketika kita menemukan seseorang yg keunikanya sejalan dengan kita, kita bergabung denganya dan jatuh dalam ke anehan serupa yg dinamakan CINTA.. Ada hal” yg tidak ingin kita lepaskan, orang” yg tidak ingin kita tinggalkan, tapi ingatlah melepaskan bukan berarti akhir dari dunia, melainkan awal dari suatu kehidupan baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yg menangis, mereka yg tersakiti, mereka yg telah mencari, dan mereka yg telah mencoba karena merekalah yg bisa menghargai betapa penting nya orang yg telah menyentuh kehidupan mereka. Cinta yg agung adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadap nya, adalah ketika dia tidak mempedulikan mu dan kamumasih menunggunya dgn setia, adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata “aku turut bahagia untuk mu”. Apabila Cinta tidak berhasil bebaskan dirimu,, biarkan hatimu melebarkan sayap nya dan terbang ke alam bebas lagi. Ingatlah bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan khilanganya. Tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya. Orang terkuat bukan mereka yg selalu menang. melainkan mereka yg tetap tegar entah bagaimana.. Dalam perjalanan kehidupan kamu, kamu belajar dgn dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tak seharusnya ada. Hanyalah penghargaan abadi atas pilihan” kehidupan yg telah kamu buat. Teman sejati mengerti ketika kamu berkata “tunggu sebentar”, tetap tinggal ketika kamu berkata “tinggalkan aku sendiri”, membuka pintu ketika kamu belum mengetuk dan kamu berkata “bolehkah saya masuk?”. MENCINTAI.. bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan, bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti , bukan lah apa yg kamu lihat melainkan apa yg kamu rasakan, bukanlah bagaimana kamu melepaskanya melainkan bagaimana kamu bertahan. Lebih bahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu.. Air mata yg keluar dapat di hapus sementara air mata yg tersembunyi menggoreskan luka yg tidak pernah hilang..
Dalam urusan cinta kita sangat jarang menang, tetapi ketika cinta itu tulus meskipun kalah kamu tetap menang, hanya kamu berbahagia apabila kita melepaskanya. Apabila kita benar” mencintai seseorang jangan lepaskan dia, jangan selalu percaya bahwa melepaskan selalu berarti kamu benar” mencintai, melainkan berjuang lah demi cintamu.. Itulah CINTA SEJATI.. lebih baik menunggu orang yang kamu cintai dari pada orang berada di skeliling mu. Lebih baik menunggu orang yg tepat, karena hidup ini terlalu singkat untuk di buang hanya dengan “seseorang” kadang kala orang yg kamu cintai adalah orang yg paling menyakiti hatimu dan kadang kala teman yg membawamu kedalam pelukanya dan menangis bersamamu adalah cinta yg tidak kamu sadari..

Renungan Sebuah Kisah Cinta Sejati


Cinta Sejati 289x300 Cinta Sejati Manusia 

Sedikit kisah yang menggambarkan kisah cinta 2 insan manusia yang begitu hebat.
Ada sepasang kekasih yang bernama boy dan girl…
Boy adalah seorang yang tunanetra, namun girl amat mencintainya…
Suatu hari boy bertanya pada girl,
“Girl, kenapa kamu mencintaiku? Padahal masih banyak di luar sana lelaki yang lebih sempurna dan tidak cacat seperti aku ini…”
Kemudian girl menjawab,
“Boy, aku tidak peduli orang akan berkata apa tentang kamu dan aku, tapi yang ku tahupasti, aku mencintaimu apa adanya dengan tulus dan aku rela menghabiskan seluruh
umur dan hidupku bersamamu…”
Mendengar pernyataan girl, boy pun menjadi sangat tersentuh,“Terima kasih girl…Hanya engkau seorang di dunia ini yang memperhatikanku…Aku jugasangat mencintaimu…Jika aku dapat melihat dunia ini suatu saat nanti, aku orang yangakan kunikahi hanyalah kamu…”
“Benarkah itu boy?Aku akan sangat menantikan saat itu…”

Singkat cerita, boy menjalani operasi cangkok mata agar dia dapat melihat dunia ini, dan operasi itu berjalan lancar dan boy pun akhirnya dapat melihat indahnya dunia ini… Namun, hancurlah hatinya ketika melihat bahwa girl ternyata juga orang tunanetra seperti dia dulu.
Dan, singkat cerita, girl menagih janji boy terhadapnya yang akan menikahinya begitu dia dapat melihat dunia ini, “Boy, sungguh senang hatiku engkau telah dapat melihat indah dunia ini…Aku ingin tahu, kapankah engaku akan menikahiku?”
Boy yang masih tidak percaya apa yang telah ia lihatpun berkata, “Maaf girl, aku tidak dapat melakukannya, aku tidak dapat menikah dengan seorang wanita yang tidak dapat melihat…Aku sungguh2 tidak bisa menikahimu…”
Girl sangat terpukul dengan pernyataan dari boy, “Boy, katamu, engkau sangat mencintaiku dan hanya aku satu2nya di dunia ini yang memperhatikanmu…Kenapa sekarang engkau berkata demikian?” “Tapi, itu dulu ketika aku tidak tahu bahwa engkau ternyata juga seorang yang tidak dapat melihat…”
“Boy…”
Dan, akhirnya boy pun pergi meninggalkan girl…


Setelah sekian lama, girl menjadi semakin terpuruk dengan keadaannya dan akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di dunia ini… Di sampingnya terdapat surat yang ditujukan untuk boy, dan ortu dari girl memutuskan untuk memberikannya kepada boy. Isi surat itu adalah
‘Boy, aku sangat kecewa engkau telah pergi meninggalkanku… Aku tidak dapat berbuat apa2 lagi di dunia ini tanpamu, jadi aku memutuskan untuk mengakhiri saja hidupku ini… Semoga engkau berbahagia dan semoga mataku bermanfaat untukmu…’

Terkadang kita hanya mencintai dan menyayangi seseorang hanya karena kita mendapat
sesuatu darinya…Namun, apakah cinta kita itu cinta murni yang tulus dari hati? Jika kita
tidak dapat mencintai manusia di bumi ini dengan tulus,
apakah kita dapat mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dan dengan tulus? Apakah kita masih mau berlutut dengan tetes air mata kita saat kita merasa kita tidak lagi mendapatkan manfaat dari Dia? Semoga ini dapat menjadi perenungan kita…

Bahagia Walau Cinta Tak Terbalas


Berpuas diri adalah ibarat membuat bangunan dengan menumpuk kartu remi, karena kalaulah hidup ini mengajarkan sesuatu, pelajarannya adalah bahwa kita tidak dapat menghindari masalah dan kehilangan. Kebahagiaan bukanlah seni membangun kehidupan yang bebas dari masalah. Kebahagiaan adalah seni untuk merespons dengan baik ketika masalah menghampiri kita.
Saya sendiri mengalami patah hati ketika usia dini. Waktu itu saya masih muda dan jatuh cinta, [saya] seorang doktor di bidang psikologi yang sedang menanjak, baru saja berkeluarga, dan merasa kurang lebih sudah mapan. Lalu, dunia saya terasa runtuh.
Saya sedang menikmati hari paling indah dalam hidup saya. Anak lelaki kedua saya lahir, dan dia begitu lembut, kecil, dan menggemaskan. Saya melihat adanya kemiripan wajah dengan saya, dan rasanya seperti menemukan emas. Saya membayangkan kehidupan terbentang di hadapannya–masa bayi, masa balita, kanak-kanak, masa kuliah, dan seterusnya–dan semua itu membuat hidup saya terasa jauh lebih bahagia dan menyatu dengan dunia. Ketika saya menggendong si kecil riang, dia seperti cinta yang sedang mewujud sebagai manusia kecil di tangan saya. Dan kemudian dokter berkata, “Ada yang tidak beres.”
Keberanian saya lenyap seketika dan saya bisa merasakan degup jantung seperti menendang dari dalam dada ketika dokter mulai merangsang Ryan untuk bernapas.
Tidak lama kemudian, saat Ryan berguling tidak menentu dalam inkubator di balik dinding kaca tebal, dokter mengatakan kepada saya dengan suara tegang bahwa Ryan tampaknya mengidap sindroma selaput hyaline, kegagalan fungsi kantong alveolar di paru-paru. Rumah sakit itu tidak punya perlengkapan untuk menangani masalah itu, jadi Ryan dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit yang lebih lengkap di kota besar.
Kenangan akan ambulans itu, lampu merah yang menyala-nyala di malam gulita, terpatri ke dalam otak saya.
Kami mengupayakan segala yang bisa diupayakan, termasuk berdoa, tentunya, tapi si kecil Ryan akhirnya meninggal.
Oleh karena istri saya masih dirawat di rumah sakit untuk pemulihan setelah melahirkan dengan operasi cesar, saya harus menyelesaikan segala urusan kematian itu sendiri–mencari penyedia jasa penguburan di buku telepon, memilih lokasi pemakaman yang sekiranya pantas, membeli peti jenazah yang berukuran kecil, dan memesan batu nisan serta berusaha memikirkan kata-kata apa yang akan ditorehkan di atasnya. Apa yang bisa saya katakan?
Percayalah, kata-kata saya ini tidak perlu dibuktikan lagi: kenangan paling buruk dalam hidup Anda tidak akan pernah memudar.
Saya tenggelam dalam kesedihan. Bahkan sekarang, betapa pun pedih hati ini karena kematian ayah saya, saya tahu bahwa tidak ada yang bisa mengobati nestapa yang menyiksa saya ketika itu. Saya tidak bisa dihibur, takut untuk mengawali setiap hari, dan bahkan lebih takut lagi menghadapi masa depan yang terbentang, merasa benar-benar tak berdaya untuk menyelamatkan emosi saya dari perasaan terpuruk, terpuruk, dan terpuruk.
Saya bertanya kepada Tuhan, “Mengapa saya?” Dan setiap kali saya merasa mendapat jawaban, saya membantahnya. Tidak, kami tidak menjadwalkannya kelahiran itu terlalu cepat. Bukan, bukan salahku kalau rumah sakit kecil itu tidak bisa menolongnya. Tidak, penyakit itu bukan bawaan. Tidak, saya tidak melakukan sesuatu yang begitu jahat sehingga pantas menerima semua ini. Saya bergulat dengan Tuhan–tetapi itulah pergulatan yang tidak pernah Anda menangi.
Karena hidup saya terus berjalan, tidak peduli saya suka atau tidak, saya berusaha menyatukan kembali serpihan dunia saya. Tetapi, seperti juga kebanyakan orang–bahkan sebagai seorang psikolog muda yang semestinya lebih arif–saya berusaha menemukan kembali dunia saya dengan menggunakan mekanisme-mekanisme penyesuaian diri yang lebih membahayakan daripada membantu. Pada saat itu, semuanya terasa masuk akal, bahkan terasa berani. Walaupun begitu, sejak itulah saya sadar bahwa mekanisme penyesuaian diri yang saya gunakan justru malah memperkuat tembok penjara kesedihan dan rasa takut.
Sekarang, saya punya sebutan rendah untuk mekanisme penyesuaian diri yang tidak memperbaiki keadaan itu: 5M Menyesatkan. Sambil berjuang untuk bertahan secara emosional, saya menuntut agar nasib saya diubah, meskipun tidak akan ada perubahan yang mungkin terasa cukup. Ketika saya merasa tidak puas dengan segala yang terjadi, saya meremehkan upaya saya untuk pulih, dan semakin tenggelam dalam ketidakberdayaan. Lalu, saya mulai mengutuk diri sendiri dan berpikir bahwa entah bagaimana saya memang layak menerima tragedi ini, karena saya tidak cukup arif untuk mengenali suatu kekurangan pada diri saya. Alih-alih berusaha memetik pelajaran dari peristiwa kehilangan itu, saya mengabaikan segala hikmah dari sana. Saya melihat semua itu sebagai derita dan tidak ada hal lain di luar itu. Dan saat kegagalan-kegagalan saling bertumpuk, saya mati-matian menggandakan semua upaya salah kaprah itu, mengira bahwa kalau saja saya bisa mencurahkan lebih banyak perasaan dan jiwa saya ke dalam siksaan ini, saya akan menemukan jalan keluar.
Semua itu tidak pernah menjadi nyata. 5M Menyesatkan akan selalu mengkhianati Anda. Sungguh mengherankan jika mereka begitu terkenal.
Kemudian suatu hari, ketika saya sudah tidak tahan lagi untuk menanggung bahkan satu detik pun serangan pikiran yang mengerikan, saya berpura-pura selama beberapa detik, atau mungkin hanya satu atau dua menit, bahwa Ryan masih hidup di tengah-tengah kami, dan saya membiarkan diri saya mencintainya, seperti saat pertama kali saya menggendongnya.
Untuk beberapa waktu yang singkat itu, kegelapan pun memudar. Penyangkalan memang berfungsi sebagai oasis yang nyaman.
Namun, saya jadi bertanya-tanya apakah benar penyangkalan itu yang mengobati saya? Di dalam kepala, saya benar-benar sadar bahwa anak saya sudah meninggal. Jadi, tanpa kepura-puraan itu pun saya kembali membiarkan diri untuk memusatkan rasa cinta saya kepada Ryan. Dan perasaan damai dari derita itu pun kembali lagi.
Lama-lama–setelah begitu lama–saya temukan bahwa ketika saya sengaja membiarkan diri untuk mengumpulkan segenap cinta kepada Ryan, saya benar-benar merasa lebih baik–kejutan aneh–alih-alih merasa lebih buruk.
Saya juga menemukan bahwa saya masih bisa mencinta Ryan walaupun nyatanya dia tidak akan pernah membalas cinta saya–bahkan tidak akan pernah mengenal saya. Saya sadar bahwa cinta saya kepada Ryan (dan bukan cinta dia kepada saya) adalah warisan yang dia tinggalkan, dan tak seorang pun bisa merenggutnya. Kecuali saya sendiri. Dan saya tidak mau melepaskannya. Cinta itu terlalu kuat dan terlalu indah. Cinta itulah satu-satunya perasaan yang lebih kuat daripada derita akibat kehilangan.
Setiap hari, awalnya dengan air mata, saya menyisihkan waktu beristirahat untuk menikmati kedamaian rasa cinta saya untuk si kecil. Secara bertahap, rasa cinta yang saya rasakan mulai memberkahi saya dengan lebih dari sekadar pelarian dari derita. Cinta itu juga memberi saya kekuatan emosional untuk memaafkan, dan berhenti menyiksa diri saya dengan pertanyaan “Mengapa saya?” Dalam pembunuhan emosi seperti ini, seseorang hanya bisa menyalahkan siapa saja dan semua orang–dokter yang semestinya lebih tahu, sopir ambulans yang seharusnya bisa menyetir lebih cepat, para pembayar pajak yang menolak untuk membangun rumah sakit yang lebih besar. Diri sendiri. Nasib. Tuhan. Akan tetapi, saya memaafkan. Saya melepas pertemanan saya dengan amarah yang terasa sedikit nyaman itu.
Ketika saya melakukan semua ini, saya menemukan bahwa kemarahan saya hanyalah emosi pengganti untuk derita yang jauh lebih besar, dan bahkan jauh lebih sulit untuk diatasi. Derita yang lebih besar itu adalah rasa takut–rasa takut untuk menjalani sisa hidup saya yang tidak berharga lagi tanpa kehadiran anak lelaki saya, serta nasib dan Tuhan yang seolah-olah tengah menghalangi saya.
Semakin saya memaafkan, saya semakin bisa memahami dan menyadari bahwa walaupun Ryan telah tiada, baik Tuhan maupun orang lain tidak pernah menghalangi saya, dan nasib saya masih bisa berubah.
Pemaafan itu memberkahi saya dengan rasa aman di dalam diri dan memberi saya kesadaran akan kekuatan pribadi yang tidak terduga. Saya tidak lagi merasa bahwa seolah-oleh emosi saya sangat bergantung pada tindakan orang lain dan pada nasib itu sendiri. Kesedihan bisa saja menghantam saya berulang-ulang, tetapi kehidupan tidak bisa membuat saya membenci siapa pun–bahkan tidak diri saya sendiri.
Saya perlahan-lahan meraih kembali kekuatan, seperti layaknya seseorang yang telah berperang melawan penyakit yang parah, dan saya jadi lebih mampu untuk mengulurkan tangan dan membantu orang lain–keluarga saya yang tengah berduka, klien, dan teman-teman saya–dan saya mendapatkan kejutan lain. Meskipun saya sendiri masih perlu menghimpun kekuatan, justru dengan membantu orang lain, saya bisa memperoleh dayahidup yang lebih besar daripada yang saya berikan. Semakin banyak semangat dan cinta yang saya curahkan kepada orang lain, saya semakin merasakan diri saya terisi kembali dengan kehidupan dan harapan.
Saya temukan bahwa kehidupan di dunia saat ini lebih berharga daripada kemelut di dalam diri saya.
Dan pada suatu pagi yang biasa tanpa keriuhan, sebagaimana layaknya ketika perubahan sejati berlangsung, saya sadar bahwa telah tumbuh pengetahuan baru di dalam diri saya. Jenis pengetahuan yang membebaskan dan bukan sekadar ilusi yang biasanya hanya diperoleh lewat penderitaan. Saya tahu bahwa cinta saya kepada Ryan adalah milik saya selamanya, tersimpan di dalam hati, dan abadi. Saya tahu bahwa tidak ada peristiwa lain yang bisa membuat saya hancur secara keseluruhan. Saya tahu bahwa hidup teramat berharga dan singkat, dan bahwa sejak saat itu, saya akan memerhatikan anak pertama saya, Brett, jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dan saya belajar bahwa jika saya mencurahkan cinta saya kepada Ryan, keluarga, teman-teman, dan klien-klien, jiwa saya akan kembali utuh.
Semua pelajaran ini luar biasa berharga bagi saya. Namun, saya tahu, bahkan sejak pagi itu, bahwa saya tidak akan pernah mempelajarinya tanpa mengalami penderitaan terlebih dahulu.
Jadi, pada hari yang sebenarnya itu, saya menjelma sebagai sosok yang optimistis. Saya belajar bahwa optimisme adalah: mengetahui semakin menyakitkan peristiwa yang dialami, semakin besar pula hikmah yang akan diperoleh.

Sabtu, 08 September 2012

Karena Kamu Adalah Tulang Rusuk-ku

Dada ini longar bila tanpa penyangga, dada ini akan terasa terhimpit bila tulang yang ada tak mampu mempu menopang desah nafas. Itulah tulang rusuk, tulang rusuk suami ada pada istri dan istri sebagai penopang kehidupan suami. Tak lantas beramarah bila rusuk itu kemudian susah untuk diluruskan, dan tak harus jenggah bila suami tak jua segera meluruskan. Yang dibutuhkan adalah pengertian, kesabaran dan saling memberi waktu untuk mengerti. Itulah hakikat cinta sejati pasangan suami-istri.

Karena Kamu Tulang Rusukku

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak,

“Kamu nggak cinta lagi sama aku!” Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,

“Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!” Tiba-tiba Dara menjadi terdiam ,

Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing.”

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Ketika Pria Bimbang Akan Cintanya

Seringkali kita mendengar pria lebih memilih untuk melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi. Lebih spesifiknya ingin punya rumah pribadi, punya mobil, punya gaji sekian juta / bulan terlebih dahulu serta tabungan beberapa ratus juta untuk sebuah pesta pernikahan .


Karenanya, sebelum mencapai pernikahan, para pria bekerja ekstra keras mengumpulkan uang demi mendapatkan kemapanan. Salahkah hal ini ? Tentu saja tidak . Sudah selayaknya semua orang untuk punya kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga untuk memberikan kenyamanan bagi istri dan anak.

Tetapi, pada saat kemapanan itu sudah dimiliki,ada situasi yang bisa menjebak para pria….

Saat seorang pria sudah begitu kaya, maka semua jenis wanita akan datang kepadanya menawarkan cinta. Dan akhirnya semua itu akan menjadi buram dan terbersit keraguan, apakah mereka datang karena cinta yang tulus atau hanya mencintai kekayaan yang dimiliki pria itu.

Jika pria itu salah memilih maka akhirnya sesuatu yang buruk akan terjadi, sehingga pria itu menyesal kenapa bisa menjadi begitu kaya.

Suatu kewajaran bukan? Wanita mana yang tidak akan datang bila sang pria begitu tampan, cerdas, kaya & muda? Semua ingin merasakan Jaguarmu,tidur di atas Tempur Pedicmu, tinggal di pent housemu & b’dampingan dengan pria berjas Kiton.

Ini merupakan gambaran bahwa uang bisa memanipulasi perasaan… dan parahnya itu adalah uangmu!

Bila saat ini kamu memiliki mobil dan kehidupan yang cukup mapan & seorang pacar, kamu tidak akan pernah tau, apakah wanita ini masih mencintaimu jika suatu saat kamu hanya naik sepeda motor, tidak lagi punya rumah pribadi & hanya ada menu tempe di meja makan. Tahukah kamu? Tidak……( roda kehidupan terus berputar bukan ? )

Karena dia datang ketika kamu bisa memberikannya kenyamanan-kenyamanan finansial yang dia idam-idamkan.

Cintakah yang kamu punya? Bukan! Kamu hanya memiliki wanita yang mencintai kenyamanan yang bisa kamu sediakan.


Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah. Mensyukuri mobil mereka, karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor. Menyenangi spring bed baru mereka, karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil. Terharu dengan rumah pribadi mereka, karena dulu mereka pernah tinggal hanya di sebuah kost.

Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka & mendampingi di saat-saat perjuangan menuju kehidupan yg lebih baik.

Hari ini,, belajarlah untuk menghargai pasanganmu bukan karena kekayaannya.. !

Sisi Lain Anak Jalanan

anak jalananPernahkan terlintas di pikiran Anda, Lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan / pengamen? Apakah kita yang lebih hebat? Bagi Anda yang menjawab demikian Anda SALAH BESAR …tahukah apa yang membuat comment kita tersebut salah?
Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atu anak jalanan?
Oleh : Sartika Setiyowati  <sartika_bilqis31@xxxxx>